Rabu, 29 Mei 2013

Rumah murah, sehat dan nyaman



Dalam beberapa tahun terakhir - tren globalisasi, urbanisasi dan eksploitasi ilegal batu untuk penggunaan pribadi, bahan konstruksi memiliki menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan penduduk setempat. sebagai dong van dataran batu memiliki cukup akses ke sumber daya geologi dan alam yang perlu dijaga dan
dilestarikan bagi generasi mendatang, viatnemese H & P arsitek mengusulkan solusi bangunan berkelanjutan yang dapat diterapkan untuk perumahan berpenghasilan rendah.


Dengan reorganisasi gaya hidup sebuah desa di ha Giang, vietnam, strategi perumahan bambu memanfaatkan tumpukan limbah serbuk batu, botol dan ban dalam kombinasi dengan bahan organik lokal lainnya (tanah, atap daun, tali, bunga, tanaman hias) untuk pembangunan struktur.
Dengan mengembangkan perumahan berlantai dua bukannya bangunan tingkat satu, proyek ini akan membebaskan ruang untuk pertanian, mengurangi masalah kekurangan pangan.



Fasilitas sanitasi tambahan dan infrastruktur yang efisien energi akan memberikan akses terjangkau untuk gas dan listrik melalui penggunaan bio-gas burner. beralih ke sistem akan mengurangi deforestasi, polusi lingkungan yang lebih rendah, menghemat ruang, dan yang akan membebaskan sejumlah besar tenaga kerja.


Di produksi pertanian. ventilasi dan pencahayaan alami sepenuhnya dimanfaatkan - permukaan dinding inlet perangkap meliputi atap hijau dari ruang hijau. air hujan dikumpulkan dan disaring melalui tangki bawah tanah dan limbah pupuk akan diperlakukan dengan bio-gas untuk regenerasi energi.




baca lebih lengkap di laman aslinya 

Pemerintah dinilai tak punya kepedulian terhadap bambu

Peringatan Hari Bambu Sedunia atau World Bamboo Day VIII di gelar di Kawasan Mandala Candi Borobudur Magelang, Jateng pada 18 September 2012. Keberadaan tanaman bambu di Indonesia sendiri kini terancam dan kalah dengan Filipina dan Vietnam.

Padahal, pada tahun 2006 lalu Indonesia secara statistik berada di kelas dan urutan ketiga terkait keberadaan komoditas dan habitat bambu. Setelah pada urutan pertama diduduki oleh negara China yang dikenal sebagai negara tirai bambu dan India menempati urutan kedua yang memiliki luasan lahan bambu sekitar 3,8 hektar.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman dari 1500 jenis bambu di dunia, kini Indonesia hanya memiliki 150 jenis bambu. Pasalnya, kedua negara itu menerapkan kebijakan bahwa bambu merupakan komoditi negara yang harus dan wajib digalakkan penanamannya. Sementara, kebijakan pemerintah Indonesia tidak berpihak sama sekali untuk perlindungan dan pelestarian terhadap keberadaan bambu yang harusnya menjadi tuan rumah di negeri Indonesia sendiri.

"Kebijakan pemerintah. Indonesia khususnya di Kementerian Kehutanan, bambu hanya masuk dan ditetapkan sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) tidak penting dibanding hasil hutan berupa pohon. Kebijakan bambu masih belum diterapkan dan dikembangkan menuju ke industri bambu. Selain itu, sisi sumber bahan baku di Indonesia masih tersebar sehingga pemanfaatan dalam jumlah besar kesulitan. Juga persepsi publik pengaruhi perkembangan soal bambu yang menurut masyarakat bambu hanya digunakan gedhek atau lincak," ungkap Pemerhati Bambu Universitas Gadjahmada (UGM) Dr Anto Rimbawanto kepada merdeka.com, Sabtu (14/9).

Rimbawanto menjelaskan pada Kementerian Kehutanan saat dipegang oleh Sarwono Kusuma Atmaja sekitar tahun 1998 ada strategi nasional pemanfaatan bambu serta perlunya konservasi dan pemanfaatan bambu. Namun, kebijakan itu tidak spesifik dan lembaga mana yang harus berperan dan melaksanakan kebijakan itu sehingga kebijakan itu terkesan mandeg dan jalan di tempat.

"Hanya sebatas dokumen dan sampai sekarang tidak ada program nasional itu. Yang terjadi, lembaga-lembaga yang melakukan penelitian tidak terintegrasi. Harus ada langkah dan itikad kuat dan baik dari pemerintah yang lebih jelas untuk memanfaatkan dan mengembangkan bambu," jelasnya.

Kondisi jalan di tempatnya komoditi dan industri bambu ini sering dikeluhkan pelaku usaha suplay terbatas. Padahal potensi untuk membuat produk bambu sangat luar biasa. Diantarnya bisa digunakan untuk membuat papan, lantai, kolom, bahan baku krayon, kertas dan pembangkit listrik. Juga banyak desainer Institut Teknologi Bogor (ITB) membuat dan mengembangkan furniture dari bambu pun sampai saat ini tidak tampak.

"Tren yang terjadi seperti itu. Pasar bambu Eropa juga semacam itu. Harapan kita ada gerakan menanam bambu serta upaya sistematis bambu dijadikan sebagai komoditi dan sentra industri di Indonesia," tuturnya.

Marc Peeters dari World Bambu Organitation warga negara Belgia, menyatakan ada kesan di pemerintah Indonesia sama sekali menutup mata dan tidak peduli dengan komoditi tanaman bambu. Sehingga kesan pertama menyatakan sangat sulit mendapatkan bibit bambu di Indonesia. Padahal, Marc sendiri telah berhasil mengembangkan ratusan bibit Bambu dari berbagai jenis di Pakem, Sleman, DIY dan sudah melakukan eksport ratusan kali ke berbagai negara baik Asia, Afrika dan Eropa.

"Di negara Eropa susah dapat bibit bambu. Mereka semua mendatangi pembibitan di tempat saya di Pakem Sleman. Bahkan mantan Menteri Kehutanan Sarwono saat datang ke tempat saya menyatakan dengan apa yang ada di sini (pembibitan bambu Sleman) bisa kita buat program saya dulu," ungkap Peeters

baca di laman aslinya

Selasa, 28 Mei 2013

Kemenhut Permudah Izin Usaha Hutan Tanaman


Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan, pemerintah akan mendorong produksi kayu dengan berbasis pada hutan tanaman untuk menjaga pasokan bahan baku bagi para pengusaha kayu. Pihaknya akan memberikan kemudahan izin bagi usaha hutan tanaman.

Hal ini disampaikan Hadi terkait kekhawatiran adanya guncangan terhadap pasokan bahan baku kayu setelah pemerintah memperpanjang moratorium izin hutan. "Harus didorong dengan industri kayu berbasis hutan tanaman. Industri ini tumbuh," katanya di Jakarta, Senin, 27 Mei 2013.

Hadi juga membenarkan ketika ditanya akan memberikan kemudahan bagi perizinan hutan tanaman. "Iya (perizinan akan dipermudah)," kata Hadi menjawab melalui sambungan telepon. Selain itu, Kementerian juga akan memberlakukan agroforestry intensive dengan pengembangan teknologi. Menurut Hadi, para pengusaha sudah menerapkan metode ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi Soeprihanto, menjelaskan, agroforestry intensive dilakukan dengan cara optimalisasi lahan hutan tanaman industri (HTI). "Prinsipnya sebenarnya adalah optimalisasi lahan HTI untuk meningkatkan kelayakan usaha dan memperkuat cash flow perusahaan," ujarnya melalui pesan pendek.

Sebelumnya, Purwadi mengkhawatirkan adanya guncangan terhadap pasokan bahan baku kayu dengan penerapan moratorium kawasan hutan. Dia meminta agar pemerintah memberikan kemudahan izin terhadap para pelaku usaha HTI. Selain itu, menurut dia, perlu dilakukan pembenahan tata kelola hutan agar kebijakan moratorium itu bisa sesuai dengan target.

"Kita masih punya target pencadangan HTI dan hutan tanaman rakyat (HTR) sekitar 14,5 juta hektare. Sebelum berakhir moratorium, mudah-mudahan bisa dicadangkan sebesar itu. Dengan begitu, kita bisa mencapai tujuan dari moratorium ini, namun pertumbuhan usaha bisa tetap berjalan," katanya. Menurut dia, selama dua tahun ini, perkembangan HTI dinilai sangat lambat.

baca di laman aslinya

Senin, 20 Mei 2013

Bambu membuka lahan usaha rumah tangga


Bambu memicu industri baru di Ethiopia dan Ghana, yang kini memiliki lebih dari 1.700 produsen kecil arang bambu serta produsen kompor skala kecil. Selain itu, bambu memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan yang sangat dibutuhkan untuk rumah tangga petani pedesaan di Ethiopia untuk dijual ke kota.


Indonesia Butuh Rp1500 Triliun Bangun Hutan Tanaman

 Indonesia butuh investasi swasta sebesar Rp 1500 triliun untuk mewujudkan skenario pembangunan hutan tanaman seluas 15 juta hektare sampai tahun 2025.

Hal demikian diungkapkan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Padang, Sabtu (18/5). Dalam peta jalan (roap map) Kementerian Kehutanan, pembangunan kehutanan terutama terkait dengan pembangunan industri kehutanan dan Taman Nasional.

"Pembangunan kehutanan kedepan harus fokus dan menjamin keberadaan hutan dan keberlangsungan pembangunan sektor lain serta berpihak kepada pro-growth, pro-poors, dan pro-environment," katanya.

Dari 15 juta Ha lahan diperlukan untuk mewujudkan skenario pembangunan hutan tanaman, jelas Zulkifli, komposisi andil masyarakat dalam bentuk Hutan Rakyat (HR) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas 5 juta Ha.

"Dengan demikian rakyat mempunyai andil 30 persen dalam pengadaan bahan baku pemenuhan industri kehutanan. Ini adalah kebijakan makro yang saya tetapkan," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Sementara bicara ekonomi, dia mengatakan, investasi sebesar Rp1500 triliun akan diperoleh devisa sekitar Rp 690 triliun pada tahun 2025. Target devisa demikian, terang Zulkifli, berasal dari pengembangan struktur industri perkayuan. Dan juga akan mampu menyerap 9,3 juta tenaga kerja.

Hal yang menarik, katanya, skema pembangunan industri kehutanan memberikan akses kawasan hutan seluas 5 juta Ha untuk hutan tanaman rakyat.

"Yang menjanjikan adalah dengan pembangunan hutan tanaman maka pemanfaatan bahan baku dari hutan alam akan sangat berkurang, dan pada gilirannya akan mengurangi tekanan terhadap hutan alam," sebutnya.

Sementara basis kedua dari pembangunan kehutanan, Taman Nasional, akan digarap potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan seperti, air, energi geotermal, wisata alam, dan jasa lingkungan seperti penyimpanan stok karbon.

Menurutnya, skenario pembangunan Taman Nasional (TN) yang telah dirancang untuk tahun 2011-2014, diarahkan pada optimalisasi pembangunan kelembagaan dan investasi pada 19 Taman Nasional business as usual (BAU). Investasi yang dibutuhkan, ujarnya, sebesar Rp 27,1 triliun. Sedangkan devisa yang diperoleh, sambungnya, diproyeksikan sebesar Rp 39,77 triliun.

Proyek demikian diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 6 juta orang, dimana sebagian besar masyarakat yang ada di dalam dan di sekitar hutan.

Sebagai catatan, Indonesia saat ini merupakan memiliki kawasan hutan terbesar ke-3 di dunia. Luasnya mencapai 130,68 juta Ha, dengan ancaman deforestasi sebesar 3,8 juta Ha per tahun.(YH)



baca di laman aslinya

Kamis, 02 Mei 2013

Binatang di belantara bambu yang terancam

Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan 650 spesies rotan, banyak yang digunakan untuk subsisten atau pendapatan - pemanenan yang berlebihan dan kurangnya manajemen mengancam kelangsungan hidup beberapa spesies ini. 

Beberapa jenis bambu itu sendiri terancam karena over panen (misalnya Qiongzhuea tumidinoda di Cina), sementara yang lainnya hanya diketahui dari lokasi tunggal dan bisa terancam jika habitatnya berada di bawah tekanan.  

Bambu menawarkan habitat penting untuk berbagai binatang, burung, serangga dan tanaman yang manfaat dari kehadirannya melalui penyediaan makanan, naungan dan perlindungan, daur ulang nutrisi, dan air (akuifer) penyimpanan. 

Bambu adalah habitat bagi banyak spesies hewan yang terancam punah, termasuk Panda Raksasa (Cina), Gunung gorila (Uganda / Rwanda), lebih rendah dan lebih besar bambu lemur (Madagaskar), dan bambu kelelawar (Cina). 

Tiga puluh empat spesies burung diketahui mengandalkan bambu di Amazon. Lebih dari 1000 jenis jamur telah direkam tumbuh di bambu, banyak yang tidak ditemukan pada spesies lain. Karena ada begitu banyak jenis bambu, rincian tentang atribut khusus mereka dan layanan yang mereka berikan terhadap keanekaragaman hayati sulit menggeneralisasi, seperti deskripsi dan peran mereka dalam ekosistem. 

Misalnya, beberapa spesies bambu monopodial adalah spesies dominan dalam ekosistem mereka, dan bagian Selatan Cina, India dan Amerika Selatan hutan bambu dapat menutupi ribuan hektar dan spesies inang yang hanya adat mereka. Bambu lain tumbuh sebagai hanya salah satu dari banyak spesies didukung oleh ekosistem dan memiliki hubungan yang sangat berbeda dengan lingkungan sekitar mereka.

Lomba Mulung...!


Pada tahun 2012 jumlah peserta lomba yang turun ke sungai ciliwung sebanyak 1.475 orang dan jumlah sampah yang terangkut dari sungai ciliwung sebanyak 2.910 karung. Target lomba mulung tahun 2013 ini adalah diikuti oleh 2.000 orang dan 4.000 karung sampah ciliwung yang terkumpulkan.

Sabtu, 27 April 2013

Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung


Masih banyak orang yang belum tahu, daun bambu termasuk herba potensial. Kandungan flavonoidnya cukup tinggi. Di Cina, ekstrak daun ini dimanfaatkan untuk melindungi jantung.

Selama ini, bagian tanaman bambu yang disering dimanfaatkan adalah batangnya. Daun dan bagian lainnya cuma jadi limbah. Berbeda dengan yang berlaku di Cina. Di Negeri Tirai Bambu, daun bambu justru memiliki sejarah pengobatan dan pangan yang panjang.

Manfaat daun bambu pertama kali diungkap dalam kitab Ming Yi Bie Lu (Catatan Dokter Ternama), yakni untuk meluruhkan dahak serta meredakan batuk dan susah napas. Khasiat lain di antaranya adalah menetralkan racun dalam tubuh.

Kamus Besar Herbal Cina juga menuliskan bahwa daun bambu berfungsi mengeluarkan panas, ampuh mengembalikan cairan, dan bersifat diuretik (melancarkan air seni). Tahun 1998, daun bambu dikategorikan oleh Badan Kesehatan Cina dalam daftar herbal alami untuk obat dan pangan.

Sejuk dan Harum
Jenis tanaman bernama Latin Phyllostachys nigra ini tumbuh di daerah Sungai Yangtze, tepatnya di Cina bagian selatan. Pakar kedokteran Cina kuno mendeskripsikan fungsi obat dan pangan daun bambu dalam kitab Yao Pin Hua Yi atau kitab penggalian arti herbal-herbal, yakni bersifat sejuk, harum, dapat masuk ke meridian jantung, rasanya pahit dan sejuk, chi-nya juga sejuk.

Penelitian menunjukkan, daun bambu mengandung banyak zat aktif, yakni flavonoid, polisakarida, klorofil, asam amino, vitamin, mikroelemen, dan sebagainya, sehingga baik untuk menurunkan lemak darah dan kolesterol. Juga bisa menurunkan oksidasi antioksidan atau radikal bebas, sebagai bahan antipenuaan, serta mampu menjaga stamina dan mencegah penyakit kardiovaskular.

Muliadi Lim OMD-oriental medical doctor dari Shanghai TC University mengungkapkan, kandungan flavonoid daun bambu memiliki efek positif pada kemoterapi terhadap sumsum tulang dan imunitas tubuh, bisa memperbaiki aliran mikrovaskular bagi penderita jantung, fungsi trombosit, dan peredaran darah di otot jantung. 

Mirip Hemoglobin
Pakar kesehatan dari Jepang meyakini susunan flavonoid daun bambu mirip susunan hemoglobin. Karena itu, daun bambu bisa langsung disuntikkan ke dalam vena dan dapat meningkatkan efisiensinya.

Flavonoid daun bambu juga aman, tak beracun. Uniknya, flavonoid daun bambu merupakan sumber daya domestik flavonoid pertama yang ditemukan di negeri Cina dan telah dipatenkan secara resmi.

Badan Kesehatan di Provinsi Zhe Jiang-Cina, melalui tes toksiologi, melakukan uji oral ekstrak daun bambu pada tikus dengan dosis LD50, yang lebih besar dari 10g/kg berat badan tikus. Hasilnya daun bambu bebas racun.

Benarkah kandungan flavonoid daun bambu mampu menyehatkan jantung? Sebuah penelitian secara khusus dilakukan guna mengungkapkan manfaat flavonoid daun bambu terhadap pembuluh darah dan aliran darah pembuluh koroner.
Variasi penelitian dengan dosis tinggi, menengah, dan rendah, flavonoid daun bambu terbukti dapat memperlancar aliran darah koroner dari jantung Cavia cobaya (sejenis tikus) yang terpisah dengan badannya. Perhitungan terhadap grup dan masing-masing anggota grup mempunyai perbedaan yang signifikan, bertambah seiring dengan besarnya dosis.

Dosis tinggi, menengah, dan rendah flavonoid daun bambu dapat menambah daya kontraksi otot jantung dan perhitungan terhadap grup juga mempunyai perbedaan yang jelas. Efek dari grup dosis kecil (2,5 mg/ml) menerangkan hasil positif bagi fungsi fisiologi normal arteri koroner dan berpotensi mencegah terjadinya gangguan jantung.

Sejak tahun 1998, ahli di Cina telah banyak melakukan penelitian terhadap fungsi flavonoid daun bambu untuk menghambat oksidasi lemak. Contohnya, campuran segelas minuman cokelat dengan 1 persen ekstrak daun bambu secara signifikan meningkatkan antiradikal bebas sekaligus melindungi aktivitas vitamin A dan E.

Di pasar dalam negeri produk ekstrak daun bambu relatif belum banyak. Biasanya dalam bentuk tablet maupun sejenis makanan ringan yang dapat dikonsumsi, layaknya jajanan. Karena dalam bentuk ekstrak, tentu diperlukan sikap hati-hati dalam mengonsumsinya. Cara terbaik untuk mengurangi risiko, perhatikan legalitas produk seperti ada tidaknya sertifikasi dari Badan POM.

Manfaat Bambu dari Zaman ke Zaman
Berbagai kitab herbal, kitab obat klasik, dan farmakop Cina mencatat khasiat bambu dalam menyembuhkan penyakit. Di antaranya:
-    Bie Lu. Daun bambu bersifat dingin, tidak beracun, untuk mengobati rasa panas di dada dan batuk.
-    Sheng Hui Fang. Bubur daun bambu bisa menyembuhkan jantung panas pada anak kecil atau tidak sadarkan diri. Ramuannya: daun bambu 60 g, beras secukupnya, dan 15 g yin chen (wormwood/Artemisiae scopariae) dibuat bubur.
-    Kitab Terapi Herbal. Daun bambu mampu menyembuhkan batuk, haus, dahak, radang tenggorokan, dan menghilangkan rasa panas.
-    Ben Cao Qiu Zhen. Daun bambu bisa menyegarkan hati, menghangatkan limpa, menghilangkan riak dan dahaga, angin jahat, batuk, sesak, muntah darah, stroke ringan, dan lain lain.
-    Yao Pin Hua Yi. Kitab yang dikenal sebagai Kitab Definisi Obat ini mencatat, daun bambu menyegarkan, agak pahit, mampu menetralkan semua chi dingin dan panas.
-    Jing Yue (Kitab Herbal Klasik). Daun bambu, dengan aromanya yang ringan, bisa menetralkan rasa panas, terutama chi di jantung. Merupakan obat yang baik, terutama untuk mengobati dahaga karena hari panas, membersihkan sputum/riak di dada, meredakan rasa dingin dan lemah, batuk, dan asma. Hanya daun bambu yang bisa memasuki kandung empedu dan membawa chi netral ke dalam paru-paru untuk mengeluarkan panas.
-    Ben Jing Feng Yuan. Dalam Kitab Herbal Klasik Shennong ini tertulis daun bambu menyembuhkan salah urat, luka, dan membunuh parasit.
-    Kamus Besar Obat Cina. Daun bambu meredakan rasa cemas dan panas, serta melancarkan buang air kecil.

Senin, 22 April 2013

Sebuah pijak untuk langkah panjang ke depan

Berawal dari diskusi beberapa kawan lama yang sedang asik membicarakan kondisi kekinian berita hangat di media masa mulai dari isu Lingkungan, Perekonomian, Penegakan Hukum serta Peran serta Wakil Rakyat dalam mengawasi kinerja aparat Pemerintah maka pada tanggal 22 April 2009 didirikanlah sebuah wadah bagi para Profesional atau Sukarelawan masyarakat untuk berkumpul mengelontorkan ide dan mengaplikasikannya secara bersama- sama.

Diprakarsai oleh beberapa orang dari berbagai latar belakang pendidikan keilmuan dan pengalaman kerja antara lain: Drs. Ign Suyadi, DR Rafael Purtomo s, Faizal Rahman ST, Prita Aniasti SH, Ir.  Widi Haryanto, Drs Wahyu Sungkowo, Kresno Budidarsono, Mahmud Darzad, dan Aritonang. Mereka ingin menyatukan komitmen dalam komitmen untuk tata kelola lingkungan, baik hutan, kerusakan lahan, perubahan iklim dan ketahanan pangan dengan nama "Kinerja Hijau".

Kinerja Hijau berbasis di Malang raya dan menjalankan aktivitasnya dalam skala nasional dengan ruang lingkup kegiatan mencakup Pendidikan lingkungan, Penelitian, Sosial Masyarakat,  Advokasi kebijakan tata kelola lingkungan hidup, Konservasi lingkungan melalui revegetativ, Reklamasi, dan pemulihan sumber air,
Pendidikan lingkungan hidup yg dilaksanakan merupakan penyebaran pengetahuan tentang  lingkungan hidup baik kepada pemangku kepentingan dan masyarakat warga.

Kegiatan lain dari Kinerja Hijau antara lain berupa pengembangan bidang penelitian  flora, fauna, pengembangan dan pendampingan sosial ekonomi serta ketahanan pangan dimana semua yang dilakukan untuk menunjang pengembangan pengetahuan tentang lingkungan.

Visi dari Lingkungan hijau adalah sebagai modal untuk mewujudkan kesejahteraan manusia dengan perspektif lingkungan hidup yg harmonis dan lebih baik di Indonesia. Sedangkan Misinya adalah:
1.  Mendorong kesadaran kritis dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam mewujudkan tata kelola lingkungan hidup yg lebih baik.
2.  Mengaplikasikan komitmen thdp berbagai permasalahan lingkungan hidup menjadi lebih baik melalui berbagai aktivitas bersama permangku kepentingan lingkungan dalam mengelola lingkungan hidup.
3.  Mendorong perubahan kebijakan tata kelola hidup dan mengakomodasi kesadaran kritis,partisipasi pemangku kepentingan,melalui program program : pendidikan,penelitian,advokasi, pemberdayaan warga dan pengelolaan lingkungan.

Kinerja Hijau memiliki Strategi Program yang sangat saling kait yaitu: Pendidikan dan penelitian lingkungan, Advokasi kebijakan tata kelola lingkungan hidup, Pemberdayaan warga di wilayah lahan kritis, Konservasi dan reklamasi melalui pola tanam alternative revegetativ dan Pemulihan sumber- sumber mata air.

Memandang sangat perlunya wadah untuk mengembangkan ide- ide dan mengaplikasikan secara konkret maka di pandang perlu untuk di berikan payung hukum sehingga memungkinkan pertanggung jawaban yang jelas atas sebuah ide "Kinerja Hijau"  di daftarkan di notaris pada 22 April 2013 Sebagai Yayasan Kinerja Hijau.

We can't do great things on this Earth, Only small thing with great love.


Rabu, 17 April 2013

Peta Tambang


Jembatan Bambu


Bambu merupakan material alternatif untuk menjawab kebutuhan bangsa dalam pembangunan era sekarang ini sangat murah dan kekuatannya bisa di andalkan.

Selasa, 16 April 2013

Perempuan Indonesia Mendapat Penghargaan Lingkungan Hidup Goldman


  Seorang perempuan Indonesia bernama Aleta Baun menjadi salah satu dari enam pemenang penghargaan Goldman Prize. Aleta Baun atau Mama Aleta berhak mendapat $150 ribu atau Rp1,4 miliar yang diberikan pertama kali dalam upacara khusus, Senin, 15 April 2013 di San Francisco Opera House.

Pernyataan resmi dari Goldman Prize menyebut prestasi Aleta adalah, "Dengan mengorganisir ratusan warga desa setempat untuk secara damai menduduki tempat-tempat penambangan marmer dalam suatu “protes sambil menenun,” Aleta Baun menghentikan pengrusakan tanah hutan yang sakral di Gunung Mutis di pulau Timor."

Menurut biografi Aleta di situs Goldman Prize, pada 1980an pemerintah di Mollo, Timor Barat, memberikan izin pada perusahaan pertambangan marmer untuk memotong batu-batu marmer dari pegunungan di kawasan Mollo. Pemerintah setempat melakukannya tanpa meminta izin penduduk lokal. Seiring dengan semakin banyaknya penggundulan hutan serta pertambangan, longsor menjadi hal biasa, begitu juga dengan polusi air dan kesusahan hidup bagi penduduk desa di hilir sungai. 

Mama Aleta melihat aktivitas pertambangan ini sebagai ancaman pada hak hidup dan bertahan hidup orang-orang Mollo. Ia pun mengawali protes dengan sebuah gerakan kecil yang diikuti oleh tiga perempuan lain, mereka berjalan kaki dari satu desa terpencil ke desa lainnya, yang kadang-kadang butuh 6 jam berjalan kaki.
Ia pernah menjadi target pembunuhan namun selamat, dan Mama Aleta pun bersembunyi di hutan dengan bayinya. Penduduk desa lain sering ditangkapi dan dipukuli.
Protes Mama Aleta berpuncak pada 150 perempuan menduduki tambang marmer sambil terus-terus menenenun kain tradisional Timor sebagai aksi protes. Alasannya, karena perempuanlah yang paling bertanggungjawab mencari makanan, pewarna, serta obat-obatan dari pegunungan, maka penting bagi mereka memimpin kampanye. Sementara kaum perempuannya melakukan aksi protes, para laki-laki memberi dukungan rumah tangga di rumah dengan memasak, membersihkan, serta merawat anak-anak.

Karena aksi damai dan terus-menerus dari kelompok Mama Aleta, penambangan marmer menjadi semakin susah dilakukan. Pemahaman publik pun terus tumbuh, dan pemerintah Indonesia akhirnya sadar. Pada 2010, perusahaan tambang menanggapi tekanan dan berhenti beroperasi di empat lokasi teritori Mollo dan meninggalkan kawasan tersebut.

Aleta Baun kini bekerjasama dengan komunitas di Timor Barat untuk memetakan hutan tradisional mereka sebagai upaya strategi penceahan sekaligus menegaskan hak masyarakat adat dari proyek pertambangan atau ancaman pengembangan gas, minyak bumi, serta pertanian komersil. 

Selain Mama Aleta, pemenang lain adalah Jonathan Deal dari Afrika Selatan, Azzam Alwash dari Irak, Rossano Ercolini dari Italia, Kimberly Wasserman asal Amerika Serikat, serta Nohra Padilla dari Kolombia.

Para pemenang penghargaan Goldman dipilih oleh dewan juri internasional berdasarkan nominasi rahasia yang diserahkan oleh jaringan kerja organisasi-organisasi dan orang-orang dalam bidang lingkungan hidup.

Rabu, 03 April 2013

Bersama warga desa Sumber brantas, Batu Jawa Timur. Pemberdayaan bersama sama menjaga kelestarian lingkungan disekitaran lahan DAS sumber air: sumber brantas. Sumber air bagi 12 Kota/kabupaten se Jawa Timur dan dipergunakan lebih oleh 2 juta warga di jawa timur.

Minggu, 24 Maret 2013

Galakkan Tanaman Tegakan


KOTA BATU- Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) terus berupaya mengembalikan kejayaan tanaman tegakan di kawasan hulu Brantas. Tepatnya di Desa Sumberbrantas dan Desa Tulungrejo. Ribuan bibit bakal ditanam di lahan-lahan di dua desa itu. Bibit yang akan ditanam mencapai 90 ribu bibit. Salah satunya adalah bibit cemara angin. Ribuan bibit itu akan ditanam di lahan seluas 225 hektare. Satu hectarenya ditanam sekitar 400 bibit tanaman. Budiono, kabid kehutanan dan perkebunan Distanhut Kota Batu mengatakan upaya tersebut kembali digalakkan karena hulu DAS Brantas semakin mengkhawatirkan.

Banyak lahan yang telah beralih fungsi menjadi tanaman sayur. Seperti di Sumberbrantas, sayuran telah mendominasi lahan yang seharusnya ditanami pohon tegakan. ”Akibatnya sedimentasi atau pendangkalan sungai terjadi. Seperti yang me ngancam Bendungan Sengguruh di Ka-bupaten Malang” ujar dia. Penanaman bibit itu menurun jika dibandingkan tahun lalu. Di tahun 2012, bibit yang disediakan 97.500 pohon. Rinciannya 95 ribu bantuan dari BPDAS (balai pengelolaan DAS Brantas) dan 2.500 dari APBD Batu. Untuk pohon bantuan BPDAS ada enam jenis pohon. Yakni sengon, seron, mahoni, kopi, nangka, dan jabon.

Sedang dari pengadaan sendiri dengan dana bersumber APBD di antaranya mahoni, sengon, kemiri, dan sukun. ”Ada penurunan memang karena tahun ini semuanya dari BPDAS dan dirasa cukup,” bebernya. Selain itu pihaknya juga berupaya menyadarkan penduduk untuk membuat terasering dan menanaminya dengan tanaman tegakan. Jadi lahan miring itu dapat menampung air lebih banyak dan lama. Sehingga air tak turun langsung dan menggerus tanah. Sampai saat ini, pihaknya terus berusaha mendekati masyarakat. Salah satunya dengan mengingatkan tentang bahaya banjir dan longsor yang mengancam. Untuk diketahui, awal tahun lalu ada sekitar 10 lebih longsor di Kota Batu. Itu pun yang terjadi di daerah Payung. Tak menutup kemungkinan longsor juga terjadi di kawasan hulu DAS Brantas. Apalagi curah hujan terus tinggi. (radar)

Galakkan Tanaman Tegakan

Jumat, 22 Maret 2013

Hari Air Sedunia, 80 Juta Penduduk Indonesia Kekurangan Air

 Air merupakan kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannya. Untuk itu, Hari Air Sedunia diperingati setiap 22 Maret 2013. Namun, penduduk dunia masih dihantui ancaman bahaya kekurangan air dan sanitasi yang buruk. Apalagi diperparah dengan meningkatnya risiko perubahan iklim. Di Indonesia sendiri masih warga yang tak terpenuhi kebutuhan air bersih.

Hasil survei Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan, kondisi pencemaran air di Indonesia telah meningkat hingga 30 persen. Angka tersebut didapat dari pemantauan terhadap 52 sungai di Tanah Air mulai dari 2006 sampai 2011.

Padahal di Indonesia, pemenuhan air minum untuk penduduknya di tahun 2011 masih kurang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pemenuhan air minum aman baru 55,04 persen dan masih 80 juta masyarakat yang belum terpenuhi kebutuhan air minumnya. Kondisi tersebut akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan pendudukan kita.

"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pembangunan air minum tidak bisa dilakukan sendiri‐sendiri, harus ada upaya kongkret menyatukan seluruh pihak menjalin kerjasama yang lebih luas baik dari seluruh pihak," kata Nugroho Tri Utomo, Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat (22/3/2013).

Badan Perserikatan Bangsa‐Bangsa (PBB) mencatat, setidaknya ada 780 juta orang di dunia yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan hampir 2,5 miliar tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang memadai. Belum lagi kenyataan enam hingga delapan juta orang meninggal setiap tahunnya akibat bencana dan penyakit terkait air.

Menurut Nugroho, diperlukan kerjasama hulu untuk melindungi sumber air baku yang banyak mengalami pencemaran di Tanah Air.
Mendekati tenggat pencapaian target pembangunan milenium (MDGs), lanjut Nugroho, di Indonesia akses masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak baru mencapai 55, 60 persen menuju target 62, 41 persen MDGs. Indonesia juga terus berupaya mengejar ketertinggalan di sektor air minum,

Program RPA untuk Amankan Air

Untuk mengamankan air, pemerintah pusat melalui sejumlah kementerian yang tergabung dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) memprakarsai Rencana Pengamanan Air (RPA). Program ini didasari kesadaran tentang pentingnya kualitas, kuantitas, kontinyuitas dan keterjangkauan air dari hulu ke hilir.

Banyaknya pencemaran air di Indonesia sangat memprihatinkan karena keberadaan air sangat erat dengan kehidupan manusia. Itulah mengapa pelestarian dan keamanan air menjadi perhatian utama setiap pelaku pembangunan air minum dan sanitasi.

"Selain sebagai salah satu upaya dalam mempercepat target MDGs 2015. program RPA ini juga diharapkan dapat menjadi solusi jitu dalam menjaga kelestarian air, sehingga kedepannya penyediaan air minum di Indonesia bisa lebih baik," ujar Nugroho Lebih lanjut.

Nugroho menyampaikan, program RPA ini juga bertujuan untuk mengembalikan kondisi sungai menjadi bersih, sehingga dapat menjadi sumber kehidupan masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai.

Program RPA merupakan salah satu upaya untuk menjamin keamanan air minum melalui pendekatan komprenhensif yang mencakup semua langkah. Mulai dari mengamankan pasokan air baku, pengelolaan air, distribusi dan pelayanan air minum, hingga pemanfaatan oleh masyarakat.

Pada tahap awal, program RPA diujicobakan pada sejumlah wilayah Indonesia, yaitu di kawasan sungai Cikapundung, Banjarmasin dan Bangka. Dalam merealisasikan program RPA di Cikapundung pemerintah juga mendorong partisipasi masyarakat melalui komunitas Gerakan Masyarakat Cinta Cikapundung (Gemricik) untuk saling menjalin kerjasama dalam mengatasi permasalahan seputar sungai Cikapundung Ketua Gemricik, Mohammad Satori mengungkapkan, program RPA ini merupakan langkah tepat dalam menjaga kelestarian air di Indonesia. “Terlebih, kian hari tingkat pencemaran air dikabarkan semakin meningkat,” ungkapnya.

Dia menambahkan, pihaknya yang dalam hal ini mewakili masyarakat menyambut baik adanya program RPA tersebut. "Bahkan, kami siap mendukung seutuhnya berbagai langkah pengamanan air yang dicanangkan dalam program RPA," terangnya.

Kayu Jabon

Asumsi Biaya Budidaya Pohon Jabon

1 comments
Luas lahan 1 Hektar.
Jarak tanam 4 x 4 meter = 625 lubang tanam

No KETERANGAN JUMLAH @ Rp. TOTAL
1. Bibit pohon jabon sampai ke lahan 625 pohon 10.000 6.250.000
2. Persiapan lahan 1 Ha . . 1.500.000
3. Gali lubang + tanam 625 Lubang 20.000 12.500.000
4. Pupuk dasar (Kompos + NPK) 625 Lubang 10.000 6.250.000
5. Biaya perawatan tahun pertama . . .
. bulan ke-4 625 Batang 5.000 3.125.000
. bulan ke-8 625 Batang 5.000 3.125.000
. bulan ke-12 625 Batang 5.000 3.125.000
6 Pemupukan (pupuk + ongkos) . . .
. tahun ke-1 625 Batang 8.000 5.000.000
. tahun ke-2 625 Batang 8.000 5.000.000
. tahun ke-3 625 Batang 8.000 5.000.000
. tahun ke-4 625 Batang 8.000 5.000.000
. tahun ke-5 625 Batang 8.000 5.000.000
TOTAL59.375.000
kayu jabon

Rabu, 20 Maret 2013

Puluhan Kubik Tanah Tergerus

KOTA BATU- Banyaknya alih fungsi lahan di kawasan hulu DAS (daerah aliran sungai) Brantas membuat Dewan Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi Jatim turun tangan. Bahkan, fakta itu menjadi bahasan hangat dalam sidang pertama DSDA Jatim di Hotel Kartika Wijaya Batu, kemarin. Anton Darman, anggota sekretariat DSDA Jatim membeberkan, data banyaknya alih fungsi lahan hulu DAS Brantas itu merupakan laporan dari kunjungan ke daerah hulu DAS Brantas satu bulan lalu. Saat itu ditemukan lahan sayur mendominasi kawasan desa hulu Brantas. ”Pembicaraan ini memang perlu ditindaklanjuti lebih serius, karena menyangkut lahan resapan air,” ujarnya.

Beberapa desa yang paling banyak beralih fungsi adalah daerah Sumberbrantas dan Tulungrejo. Dan kekhawatiran banyaknya lahan beralih fungsi itu cukup beralasan. Sebab, kawasan yang seharusnya ditanami tanaman tegakan sebagai resapan air malah berubah jadi tanaman sayuran. Di antaranya kubis, wortel, dan sayuran lain. Akibatnya tanah pun tergerus. ”Kondisi itu yang kini terjadi di Batu, daerah hulu Brantas,” tutur anggota bidang pengembangan sumber daya air Dinas Pengairan Provinsi Jatim itu. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah erosi. Tidak bisa dipungkiri, banyak endapan tanah di daerah hilir Brantas berasal dari erosi lahan-lahan hulu Brantas. Karena itu, DSDA mengusulkan agar pemerintah daerah setempat dan lembaga terkait dapat mencari solusi mengatasi persoalan itu.
Tidak hanya mengambil alih semua lahan sayur dan menggantinya dengan tanaman tegakan. Tapi juga menambah tanaman tegakan pada lahan kritis dengan tidak mengabaikan tanaman sayuran. ”Artinya, solusi itu tidak merugikan petani dan tetap berwawasan lingkungan, ini PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah daerah, baik provinsi maupun kota,” ungkapnya. Sayangnya, lanjut Anton, DSDA belum menghasilkan rekomendasi final dalam sidang kemarin. Namun, ada beberapa poin yang nantinya menjadi fokus utama untuk cikal bakal rekomendasi.
Di antaranya konservasi sumber air, pendayagunaan sumber daya air, dan pemberdayaan masyarakat sekitar sumber air. ”DSDA juga mendorong terbentuknya jaring-jaring antar pengguna sumber air,” tukasnya. Sementara itu, beberapa waktu lalu, Hudin Sony, ketua komisi konservasi Tim Koordinasi Pengawas Sumber Daya Air (TKPSDA) DAS Brantas mengatakan, sekitar 60 kubik material tanah tergerus ke sungai hulu Brantas saat hujan deras mengguyur. Persoalan utamanya karena banyak lahan resapan air di daerah Sumber brantas dan Tulungrejo yang menjadi lahan sayuran.

Hasil Penilaian Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Periode 2011-2012

      Jakarta, 28 November 2012. Kementerian Lingkungan Hidup mengumumkan kinerja perusahaan yang dinilai dalam Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) periode 2011 – 2012 hari ini, 28 November 2012 di kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.  Pada periode ini, KLH bersama 22 Badan Lingkungan Hidup Provinsi di seluruh Indonesia mengawasi 1.317 perusahaan yang meliputi sektor manufaktur, pertambangan, energi dan migas, agroindustri serta sektor kawasan dan jasa. Jumlah ini meningkat dimana pada periode 2010 – 2011 mengawasi 1.002 perusahaan bersama 8 institusi lingkungan hidup provinsi. Jumlah dua tahun terakhir ini meningkat tajam mengingat sejak 2002 – 2010 peningkatannya hanya sekitar 109 perusahaan/tahun.
    PROPER merupakan program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup yang berupa kegiatan pengawasan dan pemberian insentif dan / atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan / atau kegiatan. Pemberian penghargaan PROPER bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan system manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat.
     Kriteria Penilaian PROPER tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan. Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam, dimana kriteria ketaatan digunakan untuk pemeringkatan biru, merah dan hitam, sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) adalah hijau dan emas. Adapun aspek ketaatan dinilai dari pelaksanaan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL), upaya pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan penanggulangan kerusakan lingkungan khusus bagi kegiatan pertambangan.
     PROPER berhasil mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya ketaatan perusahaan dari 66 % pada periode 2010 – 2011 menjadi 69% pada periode 2011 – 2012. Berdasarkan pengalaman, diperlukan waktu 2 tahun bagi perusahaan untuk memperbaiki tingkat ketaatannya. Dilihat dari perbandingan peringkat selama dua tahun berturut-turut, terdapat peningkatan dimana pada 2010 – 2012 peringkat hijau hanya 18%, pada 2011 – 2012 menjadi + 30%, dan penurunan peringkat merah pada 2010 – 2012 sejumlah 12%, pada 2011 – 2012 menjadi 9 %. Dengan demikian, PROPER merupakan program yang cukup efektif dalam membina dan mendorong tingkat penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.
Pada periode penilaian tahun 2011 – 2012 ini, terdapat 12 perusahaan mendapat peringkat Emas yaitu:
  1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, Pabrik Palimanan
  2. Chevron Geothermal Salak, Ltd
  3. PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
  4. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Drajat
  5. Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd.
  6. PT. Holchim Indonesia, Tbk – Cilacap Plant
  7. PT. Unilever Indonesia, Tbk – Pabrik Rungkut
  8. PT. Semen Gresik (Persero), Tbk – Pabrik Tuban
  9. PT. Erna Djuliawati (Lyman Group)
  10. PT. Adaro Indonesia
  11. PT. Badak NGL
  12. PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
    Pada periode 2011 – 2012 ini, hasil penilaiannya adalah : Peringkat Emas berjumlah 12 perusahaan (1%),Peringkat Hijau berjumlah 119 perusahaan (9%), Peringkat Biru berjumlah 771 perusahaan (59%), Peringkat Merah berjumlah 331 perusahaan (25%), Peringkat Hitam berjumlah 79 perusahaan (6%). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Perusahaan peringkat Emas meningkat 140%, Hijau 119%, Biru 59% namun peringkat merah meningkat menjadi 25% dan hitam 6%. Meningkatnya peringkat merah dan hitam disebabkan karena bertambahnya perusahaan peserta PROPER, sehingga masih belum memahami seluruh peraturan yang berlaku.
     Perusahaan berperingkat Hitam akan dilanjutkan dengan proses penegakan hukum lingkungan. Deputi Bidang Penaatan Hukum Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup telah menindaklanjuti 49 perusahaan peringkat hitam tahun 2010 – 2011. Dua perusahaan direkomendasikan untuk proses penyidikan, 37 perusahaan dikenakan paksaan pemerintah untuk membangun unit-unit pengendalian limbah, 6 perusahaan dikenakan sanksi administrasi, 2 perusahaan dikenakan teguran tertulis dan 2 perusahaan ditutup.
    Proses penilaian PROPER dilakukan oleh Tim Teknis PROPER KLH bersama Tim PROPER Provinsi melalui pembahasan dengan Dewan Pertimbangan PROPER yang terdiri dari kalangan akademisi, praktisi hukum, LSM, politisi serta media massa yang dipimpin oleh Prof. Dr. Surna T. Djajadiningrat. Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA menegaskan bahwa “Pelaksanaan PROPER bertujuan untuk mendorong tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup dan menjadikan isu lingkungan sebagai salah satu pendorong inovasi dan peningkatan daya saing perusahaan.” Dengan meningkatnya daya saing maka perusahaan berusaha efektif dan efisien mungkin dengan pelaksanaan 3 R sehingga terjadi pengurangan biaya. Program ini terbukti mendorong perusahaan untuk melakukan penurunan beban pencemaran dan reduksi Gas Rumah Kaca (GRK), di samping terpacu untuk melakukan Community Development yang menerapkan prinsip sustainable development dengan 3 bottom line: profit – people – planet.



 baca di laman aslinya

Pro Dan Kontra Proper Hijau dan Biru Bagi Perusahaan Tambang

   Pro dan Kontra dampak pembuangan Tailing Perusahaan Tambang emas dan Batubara terus terjadi, sesuai siaran pers Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Pada Suara Pembaharuan (SP) Jakarta Jumat (16/10) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi  (KPK) agar segera melakukan penyelidikan Korupsi tentang skema peringkat Proper kinerja seluruh Perusahaan tambang diseluruh Indonesia,  termasuk PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) di Batu Hijau Sumbawa Barat, PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Kalimantan, PT Freeport di Papua dan Aceh, yang diduga telah melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terkait penerbitan proper biru dan hijau kepada Perusahaan terkait.

    Kordinator Nasional JATAM Siti Maemunah menilai, bahwa Proper Kinerja hijau dan biru yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk seluruh Perusahaan tambang tersebut, selain melemahkan penegakan HAM dikawasan sekitar pertambangan, juga melindungi kejahatan lingkungan bahkan berpotensi telah  membungkam suara rakyat yang selama ini mengeluhkan krisis air karena ekploitasi tambang dan pembuangan limbah Tailing didasar laut yang mengakibatkan berkurangnya tangkapan ikan disejumlah pantai dan perairan laut Indonesia.

     Seperti halnya yang terjadi pada Perusahaan Tambang PT Freeport di Papua, selain telah merusak hutan gunung Etsberg dan Grasberg, namun setiap harinya membuang limbah Tailing sekitar 220.000 ton, mengakibatkan hancurnya ekosistem dataran rendah hingga muara sungai Ajkwa, serta ribuan hutan bakau (Mangrove) yang rusak, begitu juga yang dilakukan PT Kaltim Prima Coal  (KPC) Perusahaan pertambangan Batubara di Kalimantan Timur, “diterbitkan Proper hijau dan Biru untuk sejumlah Perusahaan Tambang Emas dan Batubara tersebut, berarti KLH telah mendukung aksi perusakan dan penghancuran secara sistematis ekosistem serta penghidupan sebagian rakyat Indonesia,” kata Maemunah.

      Sementara itu, Pusat Penelitian Pesisir dan Laut (P3L) Universitas Mataram NTB sejak 2007 menyebutkan, PTNNT melakukan kegiatan pertambangan emas di Batu Hijau Sumbawa Barat tersebut, sebelumnya telah melakukan berbagai uji kelayakan tentang potensi dampak lingkungan hingga menghasilkan empat dokument sebagai persyaratan perizinan ekploitasi Tambang, yaitu Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA ANDAL), Analisis Dampak Lingkungnan  (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan  (RPL) menyangkup tentang biologi, fisika, kimia, sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya, sehingga perkiraan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan PT NNT sejak awal ekplorasi dan ekploitasi hingga saat ini sangat positif atau tidak diragukan lagi,“Sebelum diterbitkannya Proper hijau dan biru untuk perusahaan pertambangan itu, pihak KLH sendiri telah melakukan berbagai pengkajian dan penelitian otentik tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan,” kata Imam Bachtiar Tim Peneliti P3L Unram NTB.

Bagaimanapun kerasnya protes dari Beberapa LSM pemerhati lingkungan, ternyata PT NNT tetap dianggap yang terbaik dalam pengelolahan lingkungan oleh KLH termasuk beberapa lembaga lainya baik didalam negeri maupun luar negeri.(ong).

baca di laman aslinya

Rabu, 13 Maret 2013

Sejarah Hari Air Internasional

Hari Air Sedunia atau World Water Day dan sering pula disebut sebagai World Day for Water merupakan hari perayaan yang ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat sedunia (internasional) akan pentingnya air bagi kehidupan serta untuk melindungi pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. Peringatan Hari Air Sedunia dilaksanakan setiap tanggal 22 Maret.

Berdasarkan sejarahnya Hari Air Sedunia dicetuskan kali pertama saat digelar United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) atau Konferensi Bumi oleh PBB di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Pada Sidang Umum PBB ke-47 yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 1992, keluarlah Resolusi Nomor 147/1993 yang menetapkan pelaksanaan peringatan Hari Air se-Dunia setiap tanggal 22 Maret dan mulai diperingati pertama kali pada tahun 1993.

Tema Hari Air Sedunia 2012. World Water Day 2012 mengambil tema “Water and Food Security” atau “Air dan Ketahanan Pangan”. Pemilihan tema tahun ini didasarkan pada realita bahwa air merupakan salah satu faktor mendasar dalam memproduksi pangan. Selain itu berdasarkan statistik, setiap manusia rata-rata meminum 2-4 liter air setiap harinya, dan dari jumlah tersebut, sebagian besar air yang diminum ‘terkandung’ dalam makanan yang dimakan.

The World is Thirsty Because We are Hungry merupakan tagline yang di pilih dalam peringatan Hari Air Dunia 2012 kali ini - seolah mengajak kita semua: seluruh tumpah darah Indonesia, untuk kembali menginsyafi hakikat pendirian republik ini, juga membuka mata; betapa negeri yang kaya raya akan sumberdaya alam ini telah berada dalam jurang pemisah antara sebagian kecil golongan yang menikmatinya dengan membeli dan sebagian besar rakyat Indonesia yang terabaikan Hak-Hak Asasi, serta juga Hak Konstitusinya

Berikut adalah tema peringatan Hari Air Sedunia dari tahun ke tahun ;
· 1994: Caring for Our Water Resources is Everyone’s Business
(Peduli akan Sumberdaya Air adalah Urusan Setiap Orang)
· 1995: Water and Woman (Wanita dan Air)
· 1996: Water for Thirsty City (Air untuk Kota-kota yang Kehausan)
· 1997: The World’s Water: is There Enough? (Air Dunia: Cukupkah?)
· 1998: Groundwater – the Invisible Resource (Air Tanah Sumber Daya yang Tak Terlihat)
· 1999: Everyone Lives Downstream (Setiap Orang Tinggal di Bagian Hilir)
· 2000: Water for 21st Century (Air untuk Abad ke-21)
· 2001: Water for Health (Air untuk Kesehatan)
· 2002: Water for Development (Air untuk Pembangunan)
· 2003: Water for Future (Air untuk Masa Depan)
· 2004: Water and Disasters (Air dan Bencana)
· 2005: Water for Life (Air untuk Hidup)
· 2006: Water and Culture (Air untuk Budaya)
· 2007: Coping with Water Scarcity (Mengatasi Kelangkaan Air)
· 2008: Sanitation (Sanitasi)
· 2009: Shared Waters Shared Opportunities (Air Bersama, Peluang Bersama)
· 2010: Clean Water for a Healty World (Air Bersih Untuk Dunia Sehat)
· 2011: Water for Cities, Responding to The Urban Challenge (Air Perkotaan dan Permasalahannya)

baca di laman aslinya

Kamis, 21 Februari 2013

Fakta Bambu

Mengapa Bambu?
Bagaimana rumput kayu ini membuatnya begitu berkelanjutan? Selanjutnya, apa yang membuat bambu menjadi alternatif untuk kayu tradisional? Hijau adalah Kokoh, tetapi kekuatan yang berdiri akan teruji waktu. Ternyata, ketika melawan kayu lainnya, rebung teratas di banding yang lain.
Kekuatan dan Daya Tahan
Berkat komposisi yang unik, bambu secara alami dirancang untuk kekuatan ...Berbeda dengan kayu, bambu tidak memiliki sinar atau knot, memungkinkan untuk menahan lebih banyak kekuatan di sepanjang tangkainya.Anatomi bambu sectional, baik sebagai tongkat dan pada tingkat serat mikroskopis, meningkatkan integritas struktural.Isi silika tinggi dalam serat bambu berarti bahan tersebut tidak dapat dicerna oleh rayap.Bambu mengandung ekstraktif kimia yang berbeda dari kayu, yang membuatnya lebih cocok untuk perekatan.
Akibatnya, dalam tes teknik struktural bambu telah terbukti memiliki ...Kekuatan tarik lebih tinggi daripada banyak paduan bajaKuat tekan lebih tinggi daripada banyak campuran betonRasio kekuatan-to-weight yang lebih tinggi dari grafit
Apakah Anda Tahu? 
Serat sangat padat di setiap tongkat bambu memberikan tanaman fleksibilitas ekstrim, yang memungkinkan untuk menekuk tanpa patah. Dalam gempa bumi, hutan bambu sebenarnya adalah tempat yang sangat aman untuk berlindung, dan rumah-rumah yang terbuat dari bambu telah dikenal untuk menahan gempa berkekuatan 9,0. Selama ribuan tahun bambu telah menjadi bahan bangunan untuk sebagian besar wilayah di dunia.
 
Regenerasi CepatPohon digunakan untuk kayu konvensional mengambil 30-50 tahun untuk menumbuhkan massa penuh mereka. Sementara itu, produksi oksigen berkurang, karbon dioksida kurang diserap, dan limpasan tanah lebih banyak di tempat di mana pohon itu ditebang - semua menghasilkan efek lingkungan yang berbahaya. Ketika datang ke keberlanjutan, bambu telah mengalahkan kayu tradisional dalam setiap kategori.
Bambu tanaman yang paling cepat berkembang di Bumi. Beberapa spesies telah diukur untuk tumbuh lebih dari 4 kaki dalam 24 jam. Sebatang bambu dapat regenerasi hanya dalam waktu enam bulan!Bambu bisa terus kembali dipanen setiap 3 tahun, tanpa menyebabkan kerusakan pada sistem tanaman dan lingkungan sekitarnya.
Selama waktu yang dibutuhkan untuk regenerasi, sistem akar tanaman bambu tetap utuh sehingga erosi dapat dicegah.
Apakah Anda Tahu? Hal ini diyakini bahwa jika bambu ditanam secara massal itu benar-benar bisa membalikkan efek pemanasan global hanya dalam waktu 6 tahun, sambil menyediakan sumber makanan, bahan bangunan, dan pencegahan erosi.

 
Pencegahan ErosiSistem akar yang sangat tebal bambu membantu menjaga integritas tanah. Hal ini untuk mencegah longsor dan menjaga pencemaran akibat limbah yang dibuang ke sungai dan danau di mana mereka dapat membahayakan ekosistem. 

Kisah-kisah nyata berikut menunjukkan betapa pentingnya bambu dalam mencegah erosi berbahaya.

Tidak jauh ke arah timur dari Nepal dan Bangladesh utara, desa Bhutan Ramjar punya masalah erosi yang serius. Curah hujan yang rendah menyirami tanaman mereka dan untuk kebutuhan air minum dan mencuci mereka harus keluar desa mereka menuruni lereng bukit, memaksa masyarakat kecil untuk meninggalkan rumah mereka.
Hari ini, bagaimanapun, sebuah proyek jangka panjang adalah di tempat untuk rumpun tanaman bambu di daerah-daerah bermasalah untuk menjaga stabilitas lahan.
Padat sistem akar bambu telah terbukti menjadi cara yang bagus untuk mencegah erosi - begitu banyak sehingga dalam beberapa kasus sebenarnya dapat melindungi habitat sekitarnya.
Ketika kota Sandy Springs, Georgia merobek lima hektar bambu di sepanjang Sungai Chattahoochee, Divisi Perlindungan Lingkungan Negara menyatakan mereka telah melanggar aturan lingkungan. Tanpa bambu memperkuat tepian sungai, air berada dalam bahaya eutrofikasi - kelebihan berbahaya nutrisi kimia yang dilepaskan dalam air limpasan dari erosi tanah. Hal ini dapat sangat mengganggu ekologi sungai dan semuanya tinggal di dan dekat itu. Untungnya, kota menghentikan penghapusan bambu dan setuju untuk mengembalikan penyangga di sekitar sungai.
 
Menyimpan Hutan DuniaHutan menutupi 31% tanah semua Bumi.Setiap tahun 22 juta hektar lahan hutan yang hilang.Mata pencaharian 1,6 miliar orang bergantung pada hutan.Hutan adalah rumah bagi 80% keanekaragaman hayati terestrial.Pohon kayu yang digunakan membutuhkan waktu 30 sampai 50 tahun untuk regenerasi massa penuh mereka, sedangkan satu tanaman bambu dapat dipanen setiap 3 sampai 7 tahun.
Hutan di seluruh dunia telah merasakan mempengaruhi permintaan manusia untuk kayu dan kertas barang. Deforestasi terjadi di redwood California. Selama hampir 100 tahun, taman nasional dan negara di California telah bekerja untuk melindungi 45% yang masih tersisa pohon-pohon redwood di dunia. "Lama-pertumbuhan" mengacu pada hutan yang dianggap kuno dan cenderung untuk mempromosikan keanekaragaman hayati karena filtrasi unik mereka terhadap sinar matahari. Masa Depan Konstruksi
Green building adalah gerakan yang didedikasikan untuk transformasi praktek dalam desain, operasi lingkungan dibangun. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif dari lingkungan yang dibangun sekaligus menciptakan, tempat yang sehat nyaman, dan sejahtera secara ekonomi bagi masyarakat untuk hidup, bekerja, dan bermain.
Konstruksi hijau telah diperjuangkan sebagai cara masa depan - menyediakan pekerjaan, mengurangi konsumsi energi, dan membuat efisiensi penggunaan sumber daya yang berkelanjutan. Menurut Environmental Protection Agency, sebagai hal yang berdiri sekarang di gedung-gedung Amerika Serikat menjelaskan ...

    
39% dari total penggunaan energi
    
12% dari konsumsi total air
    
68% dari total konsumsi listrik
    
38% dari emisi karbon dioksida

Kamis, 14 Februari 2013

7 Kebiasaan Kami




7  Kebiasaan  kami  :
    Kebiasaan 1:  Selalu Proaktif
 Mengambil inisiatif dalam kehidupan yang terkait dengan prinsip-prinsip kehidupan terutama dalam permasalahan manusia dan lingkungan.
    Kebiasaan 2: Mulailah dari Akhir dalam Pikiran
Nilai-nilai karakter dan tujuan hidup  yang sangat penting adalah menyatunya alam, lingkungan kedalam kehidupan umat manusia… Cintailah dunia……
    Kebiasaan 3: Dahulukan yang Utama
Menghormati yang terkeil, Memulai langkah dari yang terkecil semua pekerjaan besar dimulai dari pekerjaan dan langkah kecil.
   Kebiasaan 4: Berpikir Menang-Menang
Mencapai solusi atau perjanjian saling menguntungkan dalam hubungan dengan  orang lain, memahami bahwa "kemenangan" untuk semua orang adalah suatu resolusi jangka panjang yang lebih baik daripada jika hanya satu orang saja yang telah mendapatkan keinginannya.
   Kebiasaan 5: Berusaha untuk mengerti orang lain dahulu, baru kemudian mengerti  permasalahan.
Mendengarkan orang lain dengan benar dan tepat adalah langkah awal memahami persoalan manusia dan lingkungan.
   Kebiasaan 6: Sinergi
Menggabungkan kekuatan dari beberapa orang melalui kerjasama tim yang positif, sehingga untuk mencapai tujuan tidak ada satu orangpun yang bisa melakukannya sendiri. Mendapatkan performa terbaik dari sekelompok orang dengan mendorong kontribusi yang berarti, dan pemodelan kepemimpinan inspirasional dan mendukung.
Kebiasaan terakhir berkaitan dengan peremajaan-diri:
   Kebiasaan 7: Mengasah diri
Pembaharuan diri : Seimbangkan dan perpaharui sumber daya, energi, dan kesehatan untuk menciptakan gaya hidup yang berkelanjutan, jangka panjang, dan efektif.