Indonesia butuh investasi swasta sebesar Rp 1500 triliun untuk mewujudkan skenario pembangunan hutan tanaman seluas 15 juta hektare sampai tahun 2025.
Hal demikian diungkapkan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Padang, Sabtu (18/5). Dalam peta jalan (roap map) Kementerian Kehutanan, pembangunan kehutanan terutama terkait dengan pembangunan industri kehutanan dan Taman Nasional.
"Pembangunan kehutanan kedepan harus fokus dan menjamin keberadaan hutan dan keberlangsungan pembangunan sektor lain serta berpihak kepada pro-growth, pro-poors, dan pro-environment," katanya.
Dari 15 juta Ha lahan diperlukan untuk mewujudkan skenario pembangunan hutan tanaman, jelas Zulkifli, komposisi andil masyarakat dalam bentuk Hutan Rakyat (HR) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas 5 juta Ha.
"Dengan demikian rakyat mempunyai andil 30 persen dalam pengadaan bahan baku pemenuhan industri kehutanan. Ini adalah kebijakan makro yang saya tetapkan," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Sementara bicara ekonomi, dia mengatakan, investasi sebesar Rp1500 triliun akan diperoleh devisa sekitar Rp 690 triliun pada tahun 2025. Target devisa demikian, terang Zulkifli, berasal dari pengembangan struktur industri perkayuan. Dan juga akan mampu menyerap 9,3 juta tenaga kerja.
Hal yang menarik, katanya, skema pembangunan industri kehutanan memberikan akses kawasan hutan seluas 5 juta Ha untuk hutan tanaman rakyat.
"Yang menjanjikan adalah dengan pembangunan hutan tanaman maka pemanfaatan bahan baku dari hutan alam akan sangat berkurang, dan pada gilirannya akan mengurangi tekanan terhadap hutan alam," sebutnya.
Sementara basis kedua dari pembangunan kehutanan, Taman Nasional, akan digarap potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan seperti, air, energi geotermal, wisata alam, dan jasa lingkungan seperti penyimpanan stok karbon.
Menurutnya, skenario pembangunan Taman Nasional (TN) yang telah dirancang untuk tahun 2011-2014, diarahkan pada optimalisasi pembangunan kelembagaan dan investasi pada 19 Taman Nasional business as usual (BAU). Investasi yang dibutuhkan, ujarnya, sebesar Rp 27,1 triliun. Sedangkan devisa yang diperoleh, sambungnya, diproyeksikan sebesar Rp 39,77 triliun.
Proyek demikian diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 6 juta orang, dimana sebagian besar masyarakat yang ada di dalam dan di sekitar hutan.
Sebagai catatan, Indonesia saat ini merupakan memiliki kawasan hutan terbesar ke-3 di dunia. Luasnya mencapai 130,68 juta Ha, dengan ancaman deforestasi sebesar 3,8 juta Ha per tahun.(YH)
baca di laman aslinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar