Rabu, 20 Maret 2013

Puluhan Kubik Tanah Tergerus

KOTA BATU- Banyaknya alih fungsi lahan di kawasan hulu DAS (daerah aliran sungai) Brantas membuat Dewan Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi Jatim turun tangan. Bahkan, fakta itu menjadi bahasan hangat dalam sidang pertama DSDA Jatim di Hotel Kartika Wijaya Batu, kemarin. Anton Darman, anggota sekretariat DSDA Jatim membeberkan, data banyaknya alih fungsi lahan hulu DAS Brantas itu merupakan laporan dari kunjungan ke daerah hulu DAS Brantas satu bulan lalu. Saat itu ditemukan lahan sayur mendominasi kawasan desa hulu Brantas. ”Pembicaraan ini memang perlu ditindaklanjuti lebih serius, karena menyangkut lahan resapan air,” ujarnya.

Beberapa desa yang paling banyak beralih fungsi adalah daerah Sumberbrantas dan Tulungrejo. Dan kekhawatiran banyaknya lahan beralih fungsi itu cukup beralasan. Sebab, kawasan yang seharusnya ditanami tanaman tegakan sebagai resapan air malah berubah jadi tanaman sayuran. Di antaranya kubis, wortel, dan sayuran lain. Akibatnya tanah pun tergerus. ”Kondisi itu yang kini terjadi di Batu, daerah hulu Brantas,” tutur anggota bidang pengembangan sumber daya air Dinas Pengairan Provinsi Jatim itu. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah erosi. Tidak bisa dipungkiri, banyak endapan tanah di daerah hilir Brantas berasal dari erosi lahan-lahan hulu Brantas. Karena itu, DSDA mengusulkan agar pemerintah daerah setempat dan lembaga terkait dapat mencari solusi mengatasi persoalan itu.
Tidak hanya mengambil alih semua lahan sayur dan menggantinya dengan tanaman tegakan. Tapi juga menambah tanaman tegakan pada lahan kritis dengan tidak mengabaikan tanaman sayuran. ”Artinya, solusi itu tidak merugikan petani dan tetap berwawasan lingkungan, ini PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah daerah, baik provinsi maupun kota,” ungkapnya. Sayangnya, lanjut Anton, DSDA belum menghasilkan rekomendasi final dalam sidang kemarin. Namun, ada beberapa poin yang nantinya menjadi fokus utama untuk cikal bakal rekomendasi.
Di antaranya konservasi sumber air, pendayagunaan sumber daya air, dan pemberdayaan masyarakat sekitar sumber air. ”DSDA juga mendorong terbentuknya jaring-jaring antar pengguna sumber air,” tukasnya. Sementara itu, beberapa waktu lalu, Hudin Sony, ketua komisi konservasi Tim Koordinasi Pengawas Sumber Daya Air (TKPSDA) DAS Brantas mengatakan, sekitar 60 kubik material tanah tergerus ke sungai hulu Brantas saat hujan deras mengguyur. Persoalan utamanya karena banyak lahan resapan air di daerah Sumber brantas dan Tulungrejo yang menjadi lahan sayuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar