Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan,
pemerintah akan mendorong produksi kayu dengan berbasis pada hutan
tanaman untuk menjaga pasokan bahan baku bagi para pengusaha kayu.
Pihaknya akan memberikan kemudahan izin bagi usaha hutan tanaman.
Hal
ini disampaikan Hadi terkait kekhawatiran adanya guncangan terhadap
pasokan bahan baku kayu setelah pemerintah memperpanjang moratorium izin
hutan. "Harus didorong dengan industri kayu berbasis hutan tanaman.
Industri ini tumbuh," katanya di Jakarta, Senin, 27 Mei 2013.
Hadi
juga membenarkan ketika ditanya akan memberikan kemudahan bagi
perizinan hutan tanaman. "Iya (perizinan akan dipermudah)," kata Hadi
menjawab melalui sambungan telepon. Selain itu, Kementerian juga akan
memberlakukan agroforestry intensive dengan pengembangan teknologi. Menurut Hadi, para pengusaha sudah menerapkan metode ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi Soeprihanto, menjelaskan, agroforestry intensive
dilakukan dengan cara optimalisasi lahan hutan tanaman industri (HTI).
"Prinsipnya sebenarnya adalah optimalisasi lahan HTI untuk meningkatkan
kelayakan usaha dan memperkuat cash flow perusahaan," ujarnya melalui pesan pendek.
Sebelumnya,
Purwadi mengkhawatirkan adanya guncangan terhadap pasokan bahan baku
kayu dengan penerapan moratorium kawasan hutan. Dia meminta agar
pemerintah memberikan kemudahan izin terhadap para pelaku usaha HTI.
Selain itu, menurut dia, perlu dilakukan pembenahan tata kelola hutan
agar kebijakan moratorium itu bisa sesuai dengan target.
"Kita
masih punya target pencadangan HTI dan hutan tanaman rakyat (HTR)
sekitar 14,5 juta hektare. Sebelum berakhir moratorium, mudah-mudahan
bisa dicadangkan sebesar itu. Dengan begitu, kita bisa mencapai tujuan
dari moratorium ini, namun pertumbuhan usaha bisa tetap berjalan,"
katanya. Menurut dia, selama dua tahun ini, perkembangan HTI dinilai
sangat lambat.
baca di laman aslinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar