Rabu, 29 Mei 2013

Rumah murah, sehat dan nyaman



Dalam beberapa tahun terakhir - tren globalisasi, urbanisasi dan eksploitasi ilegal batu untuk penggunaan pribadi, bahan konstruksi memiliki menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan penduduk setempat. sebagai dong van dataran batu memiliki cukup akses ke sumber daya geologi dan alam yang perlu dijaga dan
dilestarikan bagi generasi mendatang, viatnemese H & P arsitek mengusulkan solusi bangunan berkelanjutan yang dapat diterapkan untuk perumahan berpenghasilan rendah.


Dengan reorganisasi gaya hidup sebuah desa di ha Giang, vietnam, strategi perumahan bambu memanfaatkan tumpukan limbah serbuk batu, botol dan ban dalam kombinasi dengan bahan organik lokal lainnya (tanah, atap daun, tali, bunga, tanaman hias) untuk pembangunan struktur.
Dengan mengembangkan perumahan berlantai dua bukannya bangunan tingkat satu, proyek ini akan membebaskan ruang untuk pertanian, mengurangi masalah kekurangan pangan.



Fasilitas sanitasi tambahan dan infrastruktur yang efisien energi akan memberikan akses terjangkau untuk gas dan listrik melalui penggunaan bio-gas burner. beralih ke sistem akan mengurangi deforestasi, polusi lingkungan yang lebih rendah, menghemat ruang, dan yang akan membebaskan sejumlah besar tenaga kerja.


Di produksi pertanian. ventilasi dan pencahayaan alami sepenuhnya dimanfaatkan - permukaan dinding inlet perangkap meliputi atap hijau dari ruang hijau. air hujan dikumpulkan dan disaring melalui tangki bawah tanah dan limbah pupuk akan diperlakukan dengan bio-gas untuk regenerasi energi.




baca lebih lengkap di laman aslinya 

Pemerintah dinilai tak punya kepedulian terhadap bambu

Peringatan Hari Bambu Sedunia atau World Bamboo Day VIII di gelar di Kawasan Mandala Candi Borobudur Magelang, Jateng pada 18 September 2012. Keberadaan tanaman bambu di Indonesia sendiri kini terancam dan kalah dengan Filipina dan Vietnam.

Padahal, pada tahun 2006 lalu Indonesia secara statistik berada di kelas dan urutan ketiga terkait keberadaan komoditas dan habitat bambu. Setelah pada urutan pertama diduduki oleh negara China yang dikenal sebagai negara tirai bambu dan India menempati urutan kedua yang memiliki luasan lahan bambu sekitar 3,8 hektar.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman dari 1500 jenis bambu di dunia, kini Indonesia hanya memiliki 150 jenis bambu. Pasalnya, kedua negara itu menerapkan kebijakan bahwa bambu merupakan komoditi negara yang harus dan wajib digalakkan penanamannya. Sementara, kebijakan pemerintah Indonesia tidak berpihak sama sekali untuk perlindungan dan pelestarian terhadap keberadaan bambu yang harusnya menjadi tuan rumah di negeri Indonesia sendiri.

"Kebijakan pemerintah. Indonesia khususnya di Kementerian Kehutanan, bambu hanya masuk dan ditetapkan sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) tidak penting dibanding hasil hutan berupa pohon. Kebijakan bambu masih belum diterapkan dan dikembangkan menuju ke industri bambu. Selain itu, sisi sumber bahan baku di Indonesia masih tersebar sehingga pemanfaatan dalam jumlah besar kesulitan. Juga persepsi publik pengaruhi perkembangan soal bambu yang menurut masyarakat bambu hanya digunakan gedhek atau lincak," ungkap Pemerhati Bambu Universitas Gadjahmada (UGM) Dr Anto Rimbawanto kepada merdeka.com, Sabtu (14/9).

Rimbawanto menjelaskan pada Kementerian Kehutanan saat dipegang oleh Sarwono Kusuma Atmaja sekitar tahun 1998 ada strategi nasional pemanfaatan bambu serta perlunya konservasi dan pemanfaatan bambu. Namun, kebijakan itu tidak spesifik dan lembaga mana yang harus berperan dan melaksanakan kebijakan itu sehingga kebijakan itu terkesan mandeg dan jalan di tempat.

"Hanya sebatas dokumen dan sampai sekarang tidak ada program nasional itu. Yang terjadi, lembaga-lembaga yang melakukan penelitian tidak terintegrasi. Harus ada langkah dan itikad kuat dan baik dari pemerintah yang lebih jelas untuk memanfaatkan dan mengembangkan bambu," jelasnya.

Kondisi jalan di tempatnya komoditi dan industri bambu ini sering dikeluhkan pelaku usaha suplay terbatas. Padahal potensi untuk membuat produk bambu sangat luar biasa. Diantarnya bisa digunakan untuk membuat papan, lantai, kolom, bahan baku krayon, kertas dan pembangkit listrik. Juga banyak desainer Institut Teknologi Bogor (ITB) membuat dan mengembangkan furniture dari bambu pun sampai saat ini tidak tampak.

"Tren yang terjadi seperti itu. Pasar bambu Eropa juga semacam itu. Harapan kita ada gerakan menanam bambu serta upaya sistematis bambu dijadikan sebagai komoditi dan sentra industri di Indonesia," tuturnya.

Marc Peeters dari World Bambu Organitation warga negara Belgia, menyatakan ada kesan di pemerintah Indonesia sama sekali menutup mata dan tidak peduli dengan komoditi tanaman bambu. Sehingga kesan pertama menyatakan sangat sulit mendapatkan bibit bambu di Indonesia. Padahal, Marc sendiri telah berhasil mengembangkan ratusan bibit Bambu dari berbagai jenis di Pakem, Sleman, DIY dan sudah melakukan eksport ratusan kali ke berbagai negara baik Asia, Afrika dan Eropa.

"Di negara Eropa susah dapat bibit bambu. Mereka semua mendatangi pembibitan di tempat saya di Pakem Sleman. Bahkan mantan Menteri Kehutanan Sarwono saat datang ke tempat saya menyatakan dengan apa yang ada di sini (pembibitan bambu Sleman) bisa kita buat program saya dulu," ungkap Peeters

baca di laman aslinya

Selasa, 28 Mei 2013

Kemenhut Permudah Izin Usaha Hutan Tanaman


Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan, pemerintah akan mendorong produksi kayu dengan berbasis pada hutan tanaman untuk menjaga pasokan bahan baku bagi para pengusaha kayu. Pihaknya akan memberikan kemudahan izin bagi usaha hutan tanaman.

Hal ini disampaikan Hadi terkait kekhawatiran adanya guncangan terhadap pasokan bahan baku kayu setelah pemerintah memperpanjang moratorium izin hutan. "Harus didorong dengan industri kayu berbasis hutan tanaman. Industri ini tumbuh," katanya di Jakarta, Senin, 27 Mei 2013.

Hadi juga membenarkan ketika ditanya akan memberikan kemudahan bagi perizinan hutan tanaman. "Iya (perizinan akan dipermudah)," kata Hadi menjawab melalui sambungan telepon. Selain itu, Kementerian juga akan memberlakukan agroforestry intensive dengan pengembangan teknologi. Menurut Hadi, para pengusaha sudah menerapkan metode ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi Soeprihanto, menjelaskan, agroforestry intensive dilakukan dengan cara optimalisasi lahan hutan tanaman industri (HTI). "Prinsipnya sebenarnya adalah optimalisasi lahan HTI untuk meningkatkan kelayakan usaha dan memperkuat cash flow perusahaan," ujarnya melalui pesan pendek.

Sebelumnya, Purwadi mengkhawatirkan adanya guncangan terhadap pasokan bahan baku kayu dengan penerapan moratorium kawasan hutan. Dia meminta agar pemerintah memberikan kemudahan izin terhadap para pelaku usaha HTI. Selain itu, menurut dia, perlu dilakukan pembenahan tata kelola hutan agar kebijakan moratorium itu bisa sesuai dengan target.

"Kita masih punya target pencadangan HTI dan hutan tanaman rakyat (HTR) sekitar 14,5 juta hektare. Sebelum berakhir moratorium, mudah-mudahan bisa dicadangkan sebesar itu. Dengan begitu, kita bisa mencapai tujuan dari moratorium ini, namun pertumbuhan usaha bisa tetap berjalan," katanya. Menurut dia, selama dua tahun ini, perkembangan HTI dinilai sangat lambat.

baca di laman aslinya

Senin, 20 Mei 2013

Bambu membuka lahan usaha rumah tangga


Bambu memicu industri baru di Ethiopia dan Ghana, yang kini memiliki lebih dari 1.700 produsen kecil arang bambu serta produsen kompor skala kecil. Selain itu, bambu memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan yang sangat dibutuhkan untuk rumah tangga petani pedesaan di Ethiopia untuk dijual ke kota.


Indonesia Butuh Rp1500 Triliun Bangun Hutan Tanaman

 Indonesia butuh investasi swasta sebesar Rp 1500 triliun untuk mewujudkan skenario pembangunan hutan tanaman seluas 15 juta hektare sampai tahun 2025.

Hal demikian diungkapkan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Padang, Sabtu (18/5). Dalam peta jalan (roap map) Kementerian Kehutanan, pembangunan kehutanan terutama terkait dengan pembangunan industri kehutanan dan Taman Nasional.

"Pembangunan kehutanan kedepan harus fokus dan menjamin keberadaan hutan dan keberlangsungan pembangunan sektor lain serta berpihak kepada pro-growth, pro-poors, dan pro-environment," katanya.

Dari 15 juta Ha lahan diperlukan untuk mewujudkan skenario pembangunan hutan tanaman, jelas Zulkifli, komposisi andil masyarakat dalam bentuk Hutan Rakyat (HR) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas 5 juta Ha.

"Dengan demikian rakyat mempunyai andil 30 persen dalam pengadaan bahan baku pemenuhan industri kehutanan. Ini adalah kebijakan makro yang saya tetapkan," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Sementara bicara ekonomi, dia mengatakan, investasi sebesar Rp1500 triliun akan diperoleh devisa sekitar Rp 690 triliun pada tahun 2025. Target devisa demikian, terang Zulkifli, berasal dari pengembangan struktur industri perkayuan. Dan juga akan mampu menyerap 9,3 juta tenaga kerja.

Hal yang menarik, katanya, skema pembangunan industri kehutanan memberikan akses kawasan hutan seluas 5 juta Ha untuk hutan tanaman rakyat.

"Yang menjanjikan adalah dengan pembangunan hutan tanaman maka pemanfaatan bahan baku dari hutan alam akan sangat berkurang, dan pada gilirannya akan mengurangi tekanan terhadap hutan alam," sebutnya.

Sementara basis kedua dari pembangunan kehutanan, Taman Nasional, akan digarap potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan seperti, air, energi geotermal, wisata alam, dan jasa lingkungan seperti penyimpanan stok karbon.

Menurutnya, skenario pembangunan Taman Nasional (TN) yang telah dirancang untuk tahun 2011-2014, diarahkan pada optimalisasi pembangunan kelembagaan dan investasi pada 19 Taman Nasional business as usual (BAU). Investasi yang dibutuhkan, ujarnya, sebesar Rp 27,1 triliun. Sedangkan devisa yang diperoleh, sambungnya, diproyeksikan sebesar Rp 39,77 triliun.

Proyek demikian diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 6 juta orang, dimana sebagian besar masyarakat yang ada di dalam dan di sekitar hutan.

Sebagai catatan, Indonesia saat ini merupakan memiliki kawasan hutan terbesar ke-3 di dunia. Luasnya mencapai 130,68 juta Ha, dengan ancaman deforestasi sebesar 3,8 juta Ha per tahun.(YH)



baca di laman aslinya

Kamis, 02 Mei 2013

Binatang di belantara bambu yang terancam

Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan 650 spesies rotan, banyak yang digunakan untuk subsisten atau pendapatan - pemanenan yang berlebihan dan kurangnya manajemen mengancam kelangsungan hidup beberapa spesies ini. 

Beberapa jenis bambu itu sendiri terancam karena over panen (misalnya Qiongzhuea tumidinoda di Cina), sementara yang lainnya hanya diketahui dari lokasi tunggal dan bisa terancam jika habitatnya berada di bawah tekanan.  

Bambu menawarkan habitat penting untuk berbagai binatang, burung, serangga dan tanaman yang manfaat dari kehadirannya melalui penyediaan makanan, naungan dan perlindungan, daur ulang nutrisi, dan air (akuifer) penyimpanan. 

Bambu adalah habitat bagi banyak spesies hewan yang terancam punah, termasuk Panda Raksasa (Cina), Gunung gorila (Uganda / Rwanda), lebih rendah dan lebih besar bambu lemur (Madagaskar), dan bambu kelelawar (Cina). 

Tiga puluh empat spesies burung diketahui mengandalkan bambu di Amazon. Lebih dari 1000 jenis jamur telah direkam tumbuh di bambu, banyak yang tidak ditemukan pada spesies lain. Karena ada begitu banyak jenis bambu, rincian tentang atribut khusus mereka dan layanan yang mereka berikan terhadap keanekaragaman hayati sulit menggeneralisasi, seperti deskripsi dan peran mereka dalam ekosistem. 

Misalnya, beberapa spesies bambu monopodial adalah spesies dominan dalam ekosistem mereka, dan bagian Selatan Cina, India dan Amerika Selatan hutan bambu dapat menutupi ribuan hektar dan spesies inang yang hanya adat mereka. Bambu lain tumbuh sebagai hanya salah satu dari banyak spesies didukung oleh ekosistem dan memiliki hubungan yang sangat berbeda dengan lingkungan sekitar mereka.

Lomba Mulung...!


Pada tahun 2012 jumlah peserta lomba yang turun ke sungai ciliwung sebanyak 1.475 orang dan jumlah sampah yang terangkut dari sungai ciliwung sebanyak 2.910 karung. Target lomba mulung tahun 2013 ini adalah diikuti oleh 2.000 orang dan 4.000 karung sampah ciliwung yang terkumpulkan.