Sabtu, 27 April 2013

Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung


Masih banyak orang yang belum tahu, daun bambu termasuk herba potensial. Kandungan flavonoidnya cukup tinggi. Di Cina, ekstrak daun ini dimanfaatkan untuk melindungi jantung.

Selama ini, bagian tanaman bambu yang disering dimanfaatkan adalah batangnya. Daun dan bagian lainnya cuma jadi limbah. Berbeda dengan yang berlaku di Cina. Di Negeri Tirai Bambu, daun bambu justru memiliki sejarah pengobatan dan pangan yang panjang.

Manfaat daun bambu pertama kali diungkap dalam kitab Ming Yi Bie Lu (Catatan Dokter Ternama), yakni untuk meluruhkan dahak serta meredakan batuk dan susah napas. Khasiat lain di antaranya adalah menetralkan racun dalam tubuh.

Kamus Besar Herbal Cina juga menuliskan bahwa daun bambu berfungsi mengeluarkan panas, ampuh mengembalikan cairan, dan bersifat diuretik (melancarkan air seni). Tahun 1998, daun bambu dikategorikan oleh Badan Kesehatan Cina dalam daftar herbal alami untuk obat dan pangan.

Sejuk dan Harum
Jenis tanaman bernama Latin Phyllostachys nigra ini tumbuh di daerah Sungai Yangtze, tepatnya di Cina bagian selatan. Pakar kedokteran Cina kuno mendeskripsikan fungsi obat dan pangan daun bambu dalam kitab Yao Pin Hua Yi atau kitab penggalian arti herbal-herbal, yakni bersifat sejuk, harum, dapat masuk ke meridian jantung, rasanya pahit dan sejuk, chi-nya juga sejuk.

Penelitian menunjukkan, daun bambu mengandung banyak zat aktif, yakni flavonoid, polisakarida, klorofil, asam amino, vitamin, mikroelemen, dan sebagainya, sehingga baik untuk menurunkan lemak darah dan kolesterol. Juga bisa menurunkan oksidasi antioksidan atau radikal bebas, sebagai bahan antipenuaan, serta mampu menjaga stamina dan mencegah penyakit kardiovaskular.

Muliadi Lim OMD-oriental medical doctor dari Shanghai TC University mengungkapkan, kandungan flavonoid daun bambu memiliki efek positif pada kemoterapi terhadap sumsum tulang dan imunitas tubuh, bisa memperbaiki aliran mikrovaskular bagi penderita jantung, fungsi trombosit, dan peredaran darah di otot jantung. 

Mirip Hemoglobin
Pakar kesehatan dari Jepang meyakini susunan flavonoid daun bambu mirip susunan hemoglobin. Karena itu, daun bambu bisa langsung disuntikkan ke dalam vena dan dapat meningkatkan efisiensinya.

Flavonoid daun bambu juga aman, tak beracun. Uniknya, flavonoid daun bambu merupakan sumber daya domestik flavonoid pertama yang ditemukan di negeri Cina dan telah dipatenkan secara resmi.

Badan Kesehatan di Provinsi Zhe Jiang-Cina, melalui tes toksiologi, melakukan uji oral ekstrak daun bambu pada tikus dengan dosis LD50, yang lebih besar dari 10g/kg berat badan tikus. Hasilnya daun bambu bebas racun.

Benarkah kandungan flavonoid daun bambu mampu menyehatkan jantung? Sebuah penelitian secara khusus dilakukan guna mengungkapkan manfaat flavonoid daun bambu terhadap pembuluh darah dan aliran darah pembuluh koroner.
Variasi penelitian dengan dosis tinggi, menengah, dan rendah, flavonoid daun bambu terbukti dapat memperlancar aliran darah koroner dari jantung Cavia cobaya (sejenis tikus) yang terpisah dengan badannya. Perhitungan terhadap grup dan masing-masing anggota grup mempunyai perbedaan yang signifikan, bertambah seiring dengan besarnya dosis.

Dosis tinggi, menengah, dan rendah flavonoid daun bambu dapat menambah daya kontraksi otot jantung dan perhitungan terhadap grup juga mempunyai perbedaan yang jelas. Efek dari grup dosis kecil (2,5 mg/ml) menerangkan hasil positif bagi fungsi fisiologi normal arteri koroner dan berpotensi mencegah terjadinya gangguan jantung.

Sejak tahun 1998, ahli di Cina telah banyak melakukan penelitian terhadap fungsi flavonoid daun bambu untuk menghambat oksidasi lemak. Contohnya, campuran segelas minuman cokelat dengan 1 persen ekstrak daun bambu secara signifikan meningkatkan antiradikal bebas sekaligus melindungi aktivitas vitamin A dan E.

Di pasar dalam negeri produk ekstrak daun bambu relatif belum banyak. Biasanya dalam bentuk tablet maupun sejenis makanan ringan yang dapat dikonsumsi, layaknya jajanan. Karena dalam bentuk ekstrak, tentu diperlukan sikap hati-hati dalam mengonsumsinya. Cara terbaik untuk mengurangi risiko, perhatikan legalitas produk seperti ada tidaknya sertifikasi dari Badan POM.

Manfaat Bambu dari Zaman ke Zaman
Berbagai kitab herbal, kitab obat klasik, dan farmakop Cina mencatat khasiat bambu dalam menyembuhkan penyakit. Di antaranya:
-    Bie Lu. Daun bambu bersifat dingin, tidak beracun, untuk mengobati rasa panas di dada dan batuk.
-    Sheng Hui Fang. Bubur daun bambu bisa menyembuhkan jantung panas pada anak kecil atau tidak sadarkan diri. Ramuannya: daun bambu 60 g, beras secukupnya, dan 15 g yin chen (wormwood/Artemisiae scopariae) dibuat bubur.
-    Kitab Terapi Herbal. Daun bambu mampu menyembuhkan batuk, haus, dahak, radang tenggorokan, dan menghilangkan rasa panas.
-    Ben Cao Qiu Zhen. Daun bambu bisa menyegarkan hati, menghangatkan limpa, menghilangkan riak dan dahaga, angin jahat, batuk, sesak, muntah darah, stroke ringan, dan lain lain.
-    Yao Pin Hua Yi. Kitab yang dikenal sebagai Kitab Definisi Obat ini mencatat, daun bambu menyegarkan, agak pahit, mampu menetralkan semua chi dingin dan panas.
-    Jing Yue (Kitab Herbal Klasik). Daun bambu, dengan aromanya yang ringan, bisa menetralkan rasa panas, terutama chi di jantung. Merupakan obat yang baik, terutama untuk mengobati dahaga karena hari panas, membersihkan sputum/riak di dada, meredakan rasa dingin dan lemah, batuk, dan asma. Hanya daun bambu yang bisa memasuki kandung empedu dan membawa chi netral ke dalam paru-paru untuk mengeluarkan panas.
-    Ben Jing Feng Yuan. Dalam Kitab Herbal Klasik Shennong ini tertulis daun bambu menyembuhkan salah urat, luka, dan membunuh parasit.
-    Kamus Besar Obat Cina. Daun bambu meredakan rasa cemas dan panas, serta melancarkan buang air kecil.

Senin, 22 April 2013

Sebuah pijak untuk langkah panjang ke depan

Berawal dari diskusi beberapa kawan lama yang sedang asik membicarakan kondisi kekinian berita hangat di media masa mulai dari isu Lingkungan, Perekonomian, Penegakan Hukum serta Peran serta Wakil Rakyat dalam mengawasi kinerja aparat Pemerintah maka pada tanggal 22 April 2009 didirikanlah sebuah wadah bagi para Profesional atau Sukarelawan masyarakat untuk berkumpul mengelontorkan ide dan mengaplikasikannya secara bersama- sama.

Diprakarsai oleh beberapa orang dari berbagai latar belakang pendidikan keilmuan dan pengalaman kerja antara lain: Drs. Ign Suyadi, DR Rafael Purtomo s, Faizal Rahman ST, Prita Aniasti SH, Ir.  Widi Haryanto, Drs Wahyu Sungkowo, Kresno Budidarsono, Mahmud Darzad, dan Aritonang. Mereka ingin menyatukan komitmen dalam komitmen untuk tata kelola lingkungan, baik hutan, kerusakan lahan, perubahan iklim dan ketahanan pangan dengan nama "Kinerja Hijau".

Kinerja Hijau berbasis di Malang raya dan menjalankan aktivitasnya dalam skala nasional dengan ruang lingkup kegiatan mencakup Pendidikan lingkungan, Penelitian, Sosial Masyarakat,  Advokasi kebijakan tata kelola lingkungan hidup, Konservasi lingkungan melalui revegetativ, Reklamasi, dan pemulihan sumber air,
Pendidikan lingkungan hidup yg dilaksanakan merupakan penyebaran pengetahuan tentang  lingkungan hidup baik kepada pemangku kepentingan dan masyarakat warga.

Kegiatan lain dari Kinerja Hijau antara lain berupa pengembangan bidang penelitian  flora, fauna, pengembangan dan pendampingan sosial ekonomi serta ketahanan pangan dimana semua yang dilakukan untuk menunjang pengembangan pengetahuan tentang lingkungan.

Visi dari Lingkungan hijau adalah sebagai modal untuk mewujudkan kesejahteraan manusia dengan perspektif lingkungan hidup yg harmonis dan lebih baik di Indonesia. Sedangkan Misinya adalah:
1.  Mendorong kesadaran kritis dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam mewujudkan tata kelola lingkungan hidup yg lebih baik.
2.  Mengaplikasikan komitmen thdp berbagai permasalahan lingkungan hidup menjadi lebih baik melalui berbagai aktivitas bersama permangku kepentingan lingkungan dalam mengelola lingkungan hidup.
3.  Mendorong perubahan kebijakan tata kelola hidup dan mengakomodasi kesadaran kritis,partisipasi pemangku kepentingan,melalui program program : pendidikan,penelitian,advokasi, pemberdayaan warga dan pengelolaan lingkungan.

Kinerja Hijau memiliki Strategi Program yang sangat saling kait yaitu: Pendidikan dan penelitian lingkungan, Advokasi kebijakan tata kelola lingkungan hidup, Pemberdayaan warga di wilayah lahan kritis, Konservasi dan reklamasi melalui pola tanam alternative revegetativ dan Pemulihan sumber- sumber mata air.

Memandang sangat perlunya wadah untuk mengembangkan ide- ide dan mengaplikasikan secara konkret maka di pandang perlu untuk di berikan payung hukum sehingga memungkinkan pertanggung jawaban yang jelas atas sebuah ide "Kinerja Hijau"  di daftarkan di notaris pada 22 April 2013 Sebagai Yayasan Kinerja Hijau.

We can't do great things on this Earth, Only small thing with great love.


Rabu, 17 April 2013

Peta Tambang


Jembatan Bambu


Bambu merupakan material alternatif untuk menjawab kebutuhan bangsa dalam pembangunan era sekarang ini sangat murah dan kekuatannya bisa di andalkan.

Selasa, 16 April 2013

Perempuan Indonesia Mendapat Penghargaan Lingkungan Hidup Goldman


  Seorang perempuan Indonesia bernama Aleta Baun menjadi salah satu dari enam pemenang penghargaan Goldman Prize. Aleta Baun atau Mama Aleta berhak mendapat $150 ribu atau Rp1,4 miliar yang diberikan pertama kali dalam upacara khusus, Senin, 15 April 2013 di San Francisco Opera House.

Pernyataan resmi dari Goldman Prize menyebut prestasi Aleta adalah, "Dengan mengorganisir ratusan warga desa setempat untuk secara damai menduduki tempat-tempat penambangan marmer dalam suatu “protes sambil menenun,” Aleta Baun menghentikan pengrusakan tanah hutan yang sakral di Gunung Mutis di pulau Timor."

Menurut biografi Aleta di situs Goldman Prize, pada 1980an pemerintah di Mollo, Timor Barat, memberikan izin pada perusahaan pertambangan marmer untuk memotong batu-batu marmer dari pegunungan di kawasan Mollo. Pemerintah setempat melakukannya tanpa meminta izin penduduk lokal. Seiring dengan semakin banyaknya penggundulan hutan serta pertambangan, longsor menjadi hal biasa, begitu juga dengan polusi air dan kesusahan hidup bagi penduduk desa di hilir sungai. 

Mama Aleta melihat aktivitas pertambangan ini sebagai ancaman pada hak hidup dan bertahan hidup orang-orang Mollo. Ia pun mengawali protes dengan sebuah gerakan kecil yang diikuti oleh tiga perempuan lain, mereka berjalan kaki dari satu desa terpencil ke desa lainnya, yang kadang-kadang butuh 6 jam berjalan kaki.
Ia pernah menjadi target pembunuhan namun selamat, dan Mama Aleta pun bersembunyi di hutan dengan bayinya. Penduduk desa lain sering ditangkapi dan dipukuli.
Protes Mama Aleta berpuncak pada 150 perempuan menduduki tambang marmer sambil terus-terus menenenun kain tradisional Timor sebagai aksi protes. Alasannya, karena perempuanlah yang paling bertanggungjawab mencari makanan, pewarna, serta obat-obatan dari pegunungan, maka penting bagi mereka memimpin kampanye. Sementara kaum perempuannya melakukan aksi protes, para laki-laki memberi dukungan rumah tangga di rumah dengan memasak, membersihkan, serta merawat anak-anak.

Karena aksi damai dan terus-menerus dari kelompok Mama Aleta, penambangan marmer menjadi semakin susah dilakukan. Pemahaman publik pun terus tumbuh, dan pemerintah Indonesia akhirnya sadar. Pada 2010, perusahaan tambang menanggapi tekanan dan berhenti beroperasi di empat lokasi teritori Mollo dan meninggalkan kawasan tersebut.

Aleta Baun kini bekerjasama dengan komunitas di Timor Barat untuk memetakan hutan tradisional mereka sebagai upaya strategi penceahan sekaligus menegaskan hak masyarakat adat dari proyek pertambangan atau ancaman pengembangan gas, minyak bumi, serta pertanian komersil. 

Selain Mama Aleta, pemenang lain adalah Jonathan Deal dari Afrika Selatan, Azzam Alwash dari Irak, Rossano Ercolini dari Italia, Kimberly Wasserman asal Amerika Serikat, serta Nohra Padilla dari Kolombia.

Para pemenang penghargaan Goldman dipilih oleh dewan juri internasional berdasarkan nominasi rahasia yang diserahkan oleh jaringan kerja organisasi-organisasi dan orang-orang dalam bidang lingkungan hidup.

Rabu, 03 April 2013

Bersama warga desa Sumber brantas, Batu Jawa Timur. Pemberdayaan bersama sama menjaga kelestarian lingkungan disekitaran lahan DAS sumber air: sumber brantas. Sumber air bagi 12 Kota/kabupaten se Jawa Timur dan dipergunakan lebih oleh 2 juta warga di jawa timur.