Sebagian besar wilayah
permukaan bumi ini adalah air yang begitu luas, namun dari 71% air yang ada di
bumi ini hanya 1% yang merupakan air tanah dan layak untuk
dikonsumsi. Sementara tanpa kita sadari 1% air yang layak untuk dikonsumsi ini
semakin lama tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan seluruh mahluk hidup di bumi
karena semakin bertambahnya jumlah penduduk dalam beberapa kurun waktu semakin
tidak terkendali, minimnya sumur resapan air dan limbah yang tidak terkelola
dengan baik.
Menyikapi
situasi kondisi demikian Kinerja
Hijau bersama dengan KoMSeN
(komunitas seni) Universitas Merdeka
Malang mengadakan aksi Teatrikal. Bertempat di perempatan Raya Dieng tepat di depan Cyber Mall (Dulu adalah
Dieng Plaza) pada
tanggal 22 maret 2015. Kegiatan ini juga dalam rangka
memperingati hari Air Sedunia
yang juga jatuh pada tanggal yang sama.
Aksi Teatrikal dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia
tersebut diawali di lapangan Parkir Fakultas
psikologi Universitas Merdeka Malang pada
pukul 07.30 WIB, para peserta Teatrikal beradegan saling mewarnai tubuh mereka dengan Cat berbagai macam warna dan corak. Sementara di bagian lain ada beberapa musisi sedang memainkan alat musiknya
mengiringi aksi tersebut.
Kemudian
aksi teatrikal berlanjut, bersama-sama
mereka berjalan dengan membawa ember,
gayung, galon air dan bath-up. Beriringan mereka menyusuri jalanan dengan bertelanjang kaki.
Setibanya di lokasi perempatan jalan tepan di depan Kolam Air Mancur Merdeka
mereka menyebar menuju posisi di beberapa titik perempatan jalan. Disaat mereka berhenti, tiba-tiba ada beberapa peserta yang membagikan
stiker dan selebaran yang berisi seruan tentang Air kepada beberapa pengguna
jalan yang sedang berhenti.
Menurut Randy, sebagai kordinator Aksi pembagian stiker di perempatan jalan
ini di harapkan bisa di tempel di kendaraan, Pintu rumah, Kamar Mandi mudah di
ingat dan meningkatkan kesadaran para pengendara yang semuanya adalah konsumen
Air agar senantiasa bijak dan peka terhadap permasalahan Air.
Musik
perkusi mulai dilantunkan dengan irama yang stabil mengiringi pemeran teater
bergerak satu persatu perlahan mendekat dan berkumpul di
satu titik. Seorang Pemeran mengawali Teatrikal
dengan berjalan perlahan mendekati bath-up
melakukan aktifitas sikat gigi, menggosok badan dan berendam tapi semua tanpa
air. Kemudian, dilanjutkan dengan seorang anak muda yang berjalan ditengah terik
membawa sebuah galon air kosong berusaha keras dia untuk
mengais tetes air namun semuanya tidak kunjung dia temukan. Selain itu
ada pula seorang ibu-ibu yang mencuci pakaiannya tanpa menggunakan air, sementara seorang bapak-bapak berjalan mondar-mandir mencari air dan sama pula dengan yang lainnya
tidak kunjung menemukan air sedikitpun.
Disaat mereka semua sedang berusaha mencari air dan tiada menemukan
setetespun, suara musik juga mengikuti kerak dengan suara yang meninggi tampak di seberang pagar berduri mereka melihat sosok yang asik
duduk dipinggir kolam menikmati air yang berlimpah. Sekuat tenaga mereka semua melompati pagar berusaha untuk menjangkau air
yang berlimpah tersebut, namun penguasa kolam berusaha menghalangi dengan
kekuatan bersama mereka berusaha merobohkan si penguasa tersebut.
Aksi ini ditutup dengan seluruh pemeran teatrikal bersama sama menceburkan
diri ke kolam taman universitas merdeka malang sebagai simbol bahwa air adalah
sumber penghidupan seluruh mahluk hidup dan
kelangsungannya perlu dilestarikan agar dapat dipergunakan secara
berkelanjutan untuk anak cucu kita dan tidak diperkenankan seorangpun untuk
menguasai untuk kepentingan pribadi bahkan diperdagangkan.
Menurut Andrie, sebagai kordinator Teatrikal “Kami berusaha mempersembahkan
Teatrikal ini untuk berperan dalam peringatan hari Air Sedunia, dan kami akan
melakukan aksi-aksi serupa dibidang seni untuk mengkampanyekan derita yang
dialami Bumi kita”.
Aksi Teatrikal ini juga didukung
oleh beberapa Organisasi diantaranya IMAPALA
(ikatan mahasiswa pecinta alam), KSR UNMER
(korps sukarela), dan MENWA 808 (resimen
mahasiswa) Universitas Merdeka Malang. Bersama mereka
lakukan dengan visi yang sama.
“MASA DEPAN KITA ADALAH
APA YANG TELAH KITA LAKUKAN PADA AIR KITA”
Duta Prayoga
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang